Salah satu tujuan penciptaan manusia di dunia ini adalah untuk mengabdikan diri (beribadah) kepada sang khaliq (pencipta) Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan
tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri
(beribadah) kepada-Ku”. (Adz-Dzariyat : 56)
Kata-kata
ibadah dalam ayat tersebut diatas memiliki makna yang luas, tidak hanya
terbatas pada ibadah mahdhah (ibadah langsung yang dilakukan manusia dengan
Tuhan-Nya), seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi juga mencakup ibadah
ghairu mahdhah (ibadah secara tidak langsung).
Dalam
pengertian umum ibadah adalah segala aktifitas yang baik yang di tunjukan untuk
mencari keridhaan Allah swt. Artinya aktifitas apapun asalkan baik (tidak
bertentangan dengan syara) dan ditunjukan untuk mencari keridhaan Allah swt
bisa disebut sebagai ibadah dengan demikian aktifitas keseharian seperti
bekerja, belajar, makan, minum dan bahkan tidak sekalipun bisa masuk ke dalam
kategori ibadah. Tentu saja jika semua aktifitas tersebut dilandasi dengan
niatan lillahi ta’ala (karena Allah swt).
Demikian
halnya dengan perawatan/terapi. Perawatan yang dalam bahasa Arabnya disebut
“ath-thiba” atau therapeutic berarti “yang menyembuhkan”. Agar
aktifitas perawatan ini bernilai ibadah maka selain ditujukan untuk mencari
keridhaan Allah, mestilah tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum
syara’. Ini artinya perawatan ini harus sesuai dengan bahkan bersumberkan pada
Al-Quran dan As-Sunnah.
Al-Quran adalah setinggi-tinggi martabat penawar kesembuhan. Setiap huruf yang terkandung di dalamnya merupakan penawar segala penyakit baik fisik maupun rohani. Di dalamnya terdapat rahasia ketenangan jiwa dan petunjuk (hudan), dengan syarat orang yang bersangkutan beriman dan yakin kepada Pencipta Yang Maha Agung yang menurunkan Al-Qur’an yaitu Allah swt.
“Katakanlah, Al-Quran itu petunjuk dan penawar bagi orang yang beriman.” (Q.S.Fush shilat :44)
“Dan kami turunkan dari
Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman.” (Q.S
Al-Isra’:82)
Ayat-ayat
serupa banyak terdapat dalam al-quran antara lain ; surat At-Taubah : 14, Yunus
: 57, AN-Nahl : 69 dan Asy-Syuara : 80.
Pernyatan bahwa Al-Quran merupakan obat dipertegas lagi oleh sabda Rasulullah saw:
Dari Ali bin Abi Thalib ra, Rasulullah saw bersabda “sebaik-baik obat itu adalah Al-Quran.”
Dalam hadits yang lain Rasululah saw
bersabda ;
“Hendaklah kamu semua
melakukan dua kesembuhan yaitu dengan menggunakan madu dan Al-Quran.” (HR.Ibnu
Majah)
Rasulullah saw melarang penggunaan
bahan-bahan yang haram dalam perawatan, sebab hal ini disamping menghilangkan
nilai ibadah dari perawatan yang dilakukan juga sangat membahayakan keselamatan
tubuh (badan). Rasululah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah menurunkan
penyakit dan menjadikan bagi setiap penyakit itu obat, karena itu hendaklah
kamu semua berobat dan jangan berobat dengan benda yang haram.” (HR.Abu Daud)