Jus Pisang dan Madu
Sakanjabin
Pemanfaatan madu bagi pasien tifus
adalah dengan membuatnya sebagai sakanjabin.
Sakanjabin memiliki beberapa ragam komposisi, menurut Imam Adz-Dzahabi bagi
penderita
demam lender seperti demam saat tifus mulai menyerang, yaitu
menggunakan madu diracik bersama cuka agar efek negative madu juga cuka
terhadap liver dan usus hilang serta dapat menjadi obat yang mujarab. Menurut Adz-Dzahabi meracik sakanjabin bagi demam tifoid yaitu dengan menyiapkan air putih hangat, madu dan cuka buah. Cuka buah yang terbaik adalah hasil fermentasi buah delima, namun dalam literature pengobatan era keemasan islam untuk membuat sakanjabin lebih banyak menggunakan cuka apel.
Komposis sakanjabin untuk tifus adalah tiga sendok makan madu, 1 sendok makan cuka buah dan segelas air putih hangat (ruam-ruam kuku), lebih utama air zam-zam. Ketiga bahan dilarutkan dengan diaduk hingga merata. Ramuan sakanjabin dapat diminum 3 kali sehari setidaknya setengah jam sebelum makan.
Sementara sekaitan pemanfaatan air hujan untuk membuat sakanjabin, Ibnu Muflih Al Maqdisi menjelaskan, dalam hadits jabir dinyatakan bahwa hasan bin Ali pernah sakit lalu dijenguk oleh Nabi. Ternyata ia mengalami demam tinggi, kemudian beliau mendekapnya, menciumnya dan menangis. Lalu jibril turun dan berkata, “Ini adalah hadiah dari allah untukmu dan keluargamu.” Lantas beliau menyuruh Abdullah bin rawahah agar membuat tulisan. Lalu beliau minta disediakan gelas, madu dan cuka. Lalu beliau bersabda, “tulislah:
“Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada allah. Dan perumpamaan perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (Q.S Al-Hasyr:21)
“Dan sesungguhnya Al-Quran itu adalah kitab yang mulia, yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun belakangnya.” (Q.S. Fushilat 41-42)
Kemudian beliau minta disediakan air hujan. Lalu beliau menyiramkan air itu kepadanya dan meminumkannya. Maka ia pun sembuh seketika itu juga. Lalu Nabi bersabda: “Wahai ummatku, ini adalah hadiah allah. Maka gunakanlah sebagai obat.” (HR.Al-Khallal).
Jus Pisang (Talh)
”Dan pohon pisang yang
bersusun-susun.” (Q.S Al-Waqiah:29)
Menurut Al-Maqdisi pisang yang terbaik
adalah pisang yang bentuknya besar dan sangat manis. Pisang memiliki karakter
sedang, namun ada yang berpendapat karakternya dingin dan Adz-Dzahabi
berpendapat karakternya panas diikuti
lembab pada tingkat pertama. Al-Maqdisi juga berpendapat pisang berguna untuk
mengatasi batuk dan memberikan banyak nutrisi.
Ibnu Qoyyim berpendapat pisang mampu
melemaskan otot perut. Bagi penderita tifus apabila memerlukan nutrisi dapat
mengkonsumsi pisang bersama dengan madu dan sakanjabin
sebagai menu yang seimbang seperti yang dianjurkan oleh imam ibnu muflih al
maqdisi.
Cara lain mengkonsumsi pisang adalah
dengan mengambil pisang yang matang dan ditambahkan satu sendok madu lalu
dilumatkan (diblender) hingga halus. Jus pisang madu dapat dikomsumsi dua kali
sehari selama dua bulan hingga sepenuhnya pasien pulih dari nyeri otot, lemah
dan lesu.
Apel(Tuffah)
Ibnu Jaziah berpendapat apel yang
masam berkarakter, dingin dan kasar, sedangakan apel merah lebih cenderung
panas. Al-Maqdisi menyatakan bahwa apel dapat menguatkan jantung dan lambung
yang lemah. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa apel berfungsi untuk menjaga kekuatan
dan untuk memicu selera (nafsu makan).
Menurut Adz-dzahabi
apel dapat menguatkan jantung apabila dibuat minuman (sharbat) dan juga
bermanfaat untuk was-was (depresi). Apel dapat dibuat jus sementara untuk
mennetralisir dampak negatifnya, Al Maqdisi berpendapat agar ditambahkan air
daun mint (ekstrak mentol) karena menurut Adz-Dzahabi daun mint dapat mencegah
muntah.
Jeruk Sitrum (utrujjah)
“Perumpamaan orang mukmin seperti perumpamaan
buah utrujah rasanya enak dan buahnya harum.” (HR.AlBukhari)
Menurut Adz-Dzahabi kemasaman
(airnya) utruj bersifat dingin kering, dan suka dibuat sirup masam, bermanfaat
untuk perut yang panas, menguatkan hati dan menggembirakannya, membuat lezat
makanan, menghilangkan haus, memperbaiki selera makan, menghentikan diare,
muntah karena pengaruh empedu kuning, denyut jantung, menghilangkan kesedihan.
Bagi penderita tifus
dapat mengkonsumsi air perasan jeruk sitrum (Citrus medica) atau jika tidak ada
diganti dengan lemon dan ditambahkan madu sesuai selera. Jus dapat diminum
untuk memperbiki selera makan, mencegah muntah dan menghentikan diare.
Jelai (Sya’ir)
Jelai dikenal juga dengan nama barley atau Hordeum
vulgare. Menurut Imam Adz-Dzahabi Sya’ir sifatnya dingin dan kering pada
tingkatan pertama. Jenis sya’ir paling baik adalah yang berwarna putih.
Dalam
jurnal yang berjudul “Useful Medicinal Flora Enlisted In Holy Quran and
Ahadith” disebutkan jelai bermanfaat untuk pengobatan demam, kelemahan,
meningkatkan imunitas, luka usus, penyakit kuning dan efek mendinginkan.
Menurut Adz-Dzahabi tajin jelai bermanfaat untuk batuk dan serak, melegakan
perut, menghentikan rasa haus, mengatur panas dan menguraikannya. Ada sebuah
riwayat mengenai tajin jelai yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah: “Tajin ini bisa menentramkan hati
orang yang bersedih, mneggembirakan hati orang yang sedang sakit sebagaimana
salah seorang diantara kalian membersihkan wajahnya dari kotoran.”
Resep tajin jelai
menurut Ibnu Qoyyim adalah dengan mengambil tepung halus (sawiq) panci bersama
lima bagian air (1:5) dan dimasak dengan api sedang hingga tersisa
seperlimanya. Setelah itu air disaring dan menurut Adz-Dzahabi lebih baik jika
ditambahkan setengah bagian madu lalu dikonsumsi.
Tajin jelai dapat juga berfungsi untuk demam sauda (empedu
hitam) dengan cirri-ciri wajah muram, banyak berkemih dan insomnia (gangguan
sulit tidur). Selain itu jelai yang dibuat talbinah
bermanfaat bagi pasien dengan kondisi lemah seperti yang tertera dalam
hadits Riwayat Abu Daud dari Aisyah: ”Hendaknya
kalian mengonsumsi makanan yang mungkin kurang enak tetapi bermanfaat, yakni talbinah.”
Talbinah
dibuat dengan 2-3 sendok makan sawiq yang dimasak bersama 250 ml susu murni ke
dalam wajan dengan api sedang. Aduk perlahan selama kurang lebih 10-15 menit
dan setelah matang, yaitu membentuk bubur putih dituang ke dalam mangkuk lalu
diamkan hingga hangat. Menurut Imam Adz-Dzahahabi untuk memperbeiki rasa
sebaiknya ditambahkan madu sesuai selera. Lalu talbinah dapat dimakan. Apabila
kondisi demam, pembuatan talbinah jangan
ditambahkan susu. Talbinah juga dapat
dikonsumsi bersama sayur bit.
Bit(sliq)
Bit atau
sering disebut beetroot menurut Al Maqsidi sangat bermanfaat apabila dijadikan
sayur dan dimakan bersama sya’ir dan
ini cocok untuk orang yang kondisi perutnya masih lemah. Menurut Al Maqsidi
karakter bit panas dan kering pada tingkat pertama. Namun ada juga yang
berpendapat sifatnya lembab. Air rebusan bit putih menurut beliau bermanfaat
untuk mengatasi diare, juga dapat mengobati infeksi usus jika dicampur dengan
jintan hitam dan rempah-rempah. Selain itu bit dapat dibuat jus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan Komentar Anda dengan Daftar di Blog Kami