Senin, 03 Agustus 2015

Mengetahui Penyakit HNP/Saraf Kejepit



Penyakit HNP/Saraf Kejepit

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat saraf yang melalui tulang belakang kita.
Saraf terjepit lain nya di sebabkan oleh  keluarnya nucleus pulposus  dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan medullas pinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
HNP terjadi pada seluruh ruas tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor (cervical, thorakal, lumbal atau sacrum). Daerah sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, semisal di leher maka akan terjadi migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan.
Tulang punggung merupakan sederetan ruang  tulang  yang di hubungkan oleh suatu bantalan berfungsi sebagai peredam getaran  dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. Bantalan tulang belakang (disc) berisi inti yang di sebut dengan nucleus pulposus  dan pembungkusnya di sebut dengan annulus fibrosus. Karena suatu sebab nucleus pulposus  keluar merobek annulus fibrosus dan menekan syaraf menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
Tulang belakang tersusun atas ruas-ruas tulang yang dihubungkan menjadi satu kesatuan melalui persendian, mulai dari daerah leher sampai tulang ekor. Ruas tulang yang di atas dihubungkan dengan ruas di bawahnya oleh sebuah bantalan yang disebut diskus intervertebralis (persendian pada tulang belakang). Gambar bisa dilihat di bawah ini..
Di dalam bantalan ruas tulang belakang tersebut, terdapat suatu bahan pengisi seperti jeli kenyal yang disebut nukleus pulposus. Bantalan tersebut berfungsi seperti “shock breaker” (peredam getaran) dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. jika nukleus pulposus tersebut keluar dari dalam bantalan melalui dinding bantalan yang lemah, maka nukleus pulposus masuk ke dalam rongga ruas tulang belakang; keadaan inilah yang disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau bahasa gaulnya sih “urat terjepit”. Tergantung besar kecilnya, HNP dapat menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang dan saraf tepi.
Diskus Intervertebrale atau bantalan tulang belakang merupakan struktur yang kuat dan tidak menimbulkan rasa nyeri jika pembungkusnya (annulus) intak atau utuh. Robeknya pembungkus discus menyebabkan keluarnya inti dari bantalan tulang yang masuk kedalam rongga tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan pembuluh darah balik, kantung syaraf itu sendiri. Iritasi akibat penekanan dari bantalan tulang tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri sampai kelumpuhan dari syaraf yang tertekan. Prolapsnya discus disebabkan adanya gaya fleksi-ekstensi serta rotasi pada struktur tulang disekitar leher maupun pinggang yang berlebihan atau kronis.
Prolaps nya discus paling sering kearah tepi rongga tulang belakang tapi juga dapat ke bagian sentral atau tengah yang mana masing2 kelainan tersebut menimbulkan gejala yang berbeda. Hal diatas sering juga mengakibatkan terlepasnya bantalan itu ketas atau kebawah rongga. Dengan demikian menyebabkan instabilitas struktur tulang di level tersebut juga facet joint dapat mengalami degenerasi yang berakibat makin tertekannya saraf daerah tersebut.
Penyebab HNP ini berbagai macam. Faktor risikonya antara lain adalah merokok, batuk yang terlalu lama, cara duduk yang salah, menyetir yang terlalu sering, cara mengangkat barang yang salah, dll. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan cakram untuk menjalankan fungsinya juga menurun. Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan terjadinya herniasi, yaitu keluarnya suatu organ melalui suatu celah dalam tubuh.
Pria dan wanita memiliki resiko yang sama dalam mengalami HNP  dan rata-rata penderita HNP berusia antara usia 30 sampai 50 tahun. Biasanya bagian tulang belakang yang paling sering terkena HNP adalah pinggang (lumbal). Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan HNP terjadi di tulang belakang leher atau dada.
Penyebab HNP sendiri bermacam-macam, mulai dari gerakan yang salah sehingga tulang punggung mengalami penyempitan kebawah, ada juga yang karena sering membawa beban berat pada masa pertumbuhan sehingga pada saat dewasa tulang punggungnya mennyempit dan menjepit saraf, dan juga kebiasaan sikap tubuh yang salah selama bertahun-tahun sehingga terjadi pennyempitan pada tulang punggung dan penjepitan pada saraf.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan HNP yaitu berat badan berlebih, gaya hidup, postur tubuh yang tidak diposisikan secara benar, perubahan degenerative, cedera/trauma benturan, merokok, batuk yang lama dan terus menerus, tekanan pada tulang belakang, sering menyetir dalam waktu yang lama, usia lanjut, kelainan pada tulang belakang
Gejala Penderita HNP bisa ditandai dengan nyeri yang bersifat menusuk tajam seperti ‘yeri gigi’pada bagian bawah pinggang yang menjalar ke lipatan bokong, namun pada keadaan yang lebih berat, penderita HNP dapat mengalami kelumpuhan. Gejala lain yang dapat timbul adalah impotensi yang terjadi pada penderita laki-laki. Hal ini terjadi apabila saraf yang terjepit diantara L 1-5 ataupun gangguan pada S1-5.
Bahkan yang lebih parah lagi bisa menimbulkan kemandulan apabila terjadi sarat terjepit pada torakal (T – 12). Karena itulah perlu sekiranya segera melakukan pemeriksaan yang serius apabila kita memiliki keluhan sepanjang tulang belakang.
Gejala dan pertanda HNP bergantung pada ruas tulang belakang yang terkena dan berat ringannya penekanan/jepitan yang terjadi. HNP pada ruas leher akan menyebabkan rasa nyeri atau pegel pada leher atau bahu yang menyebar ke lengan. Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah saat batuk atau mengejan. Gajala lain meliputi rasa kesemutan atau baal/kebas yang menyebar ke lengan.. Pada HNP yang berat akan ditandai oleh kelumpuhan anggota gerak. Pada tahap awal kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan mengangkat lengan seperti gerakan menyisir rambut atau mengancing baju. Pada keadaan yang lebih berat kelumpuhan akan diikuti lengan sisi lain dan kedua tungkai. Gejala lain yang dapat timbul adalah impotensi.
HNP pada ruas pinggang akan menimbulkan rasa nyeri pada pinggang yang menyebar ke tungkai. Umumnya ke daerah betis. Dalam bahasa awam rasa nyeri seperti nyetrum. Seperti halnya HNP leher, nyeri pada HNP pinggang juga akan lebih terasa saat batuk atau mengejan. Gejala lain adalah rasa kesemutan, Baal/kebas. Pada keadaan yang lebih berat rasa nyeri akan semakin terasa saat berjalan atau duduk lama. Kelumpuhan pada HNP pinggang adalah ketidakmampuan berjalan dengan jingkat/jinjit atau berjalan dengan tumit.
Kelanjutan dari nyeri akan berdampak pada kekakuan otot yang mengakibatkan penampakan struktur pinggul & tungkai yang terkena menjadi tidak sama dengan yang sehat di sebelahnya. Sebagai gejala lanjutannya, disadari atau tidak..gerakan pada arah tertentu menjadi sangat terbatas dan tidak mampu melakukan mobilisasi tubuh secara normal.
a. Gejala (di pinggang)
– Kesemutan (numbness) di kaki
– Otot paha dan kaki menjadi lemah
– Rasa nyeri yang sangat hebat di pinggang yang menjalar menuju tumit mengikuti alur syaraf. Gejala ini disebut Sciatica.
– Lumpuh, apabila terkena syaraf utama.
b. Gejala (leher)
– Kesemutan di lengan
– Otot lengan dan tangan menjadi lemah
– Nyeri leher, terutama di belakang dan samping
– Rasa nyeri menjalar ke bahu, lengan, tangan dan jari-jari.
Cara Mendiagnosa Hernia Nucleus Pulposus (Saraf Terjepit)
Cara mendiagnosa yang paling akurat untuk kondisi ini yaitu dengan menggunakan radiologik MRI (Magnetic Resonance Imaging) yaitu bisa terlihat jelas ruas disk saraf yang terjepit dan seberapa besar nucleus pulposus yang terherniasi.
Beberapa cara pencegahan yang dapat digunakan adalah:
– Mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang tidak berat
– duduk dengan sikap tubuh yang benar
– Olahraga untuk menjaga kelenturan dan kekuatan otot
– Menghindari aktivitas berulang (repetitif)

olahraga yang disarankan ialah renang dan senam. Berenang memiliki gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan dari renang memperbaiki bentuk tulang punggung. Berenang di air panas lebih bagus, karena bisa melemaskan otot-otot dan saraf yang terjepit sehingga lebih cepat mengembalikan bentuk tulang punggung. Terapi akupunkutur, Pijat, Bekam dan herbal penghilang rasa nyeri juga dianjurkan untuk pengobatan saraf kejepit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan Komentar Anda dengan Daftar di Blog Kami