Selasa, 18 November 2014

8 Alasan Mengapa Anda Harus Rajin Berolahraga

Olahraga merupakan salah satu cara agar anda mendapatkan fisik yang sehat dan kuat. Ketika kondisi fisik anda sedang fit, anda bisa melakukan kerjaan anda dengan maksimal.
 8 alasan mengapa anda harus rajin berolahraga:
1.       System kekebalan tubuh
System kekebalan tubuh memiliki peranan penting dalam memerangi racun yang masuk kedalam tubuh. Maka dari itu sebaiknya anda harus rajin berolahraga agar tubuh tetp bisa memproduksi system kekebalan.
2.       Hipertensi
Tekanan darah tinggi biasanya disebabkan dengan adanya penggumpalan dalm arteri. Penggumpalan tersebut apat diurai hanya dengan berolahraga. Dengan olahraga rutin, maka secar otomatis akan menjaga tekanan darah anda.
3.       Memperkuat tulang
Jika rajin berolahraga maka secara tidak langsung memiliki manfaat yang cukup besar bagi tulang, salah satunya yaitu terhindarnya dari tulang keropos.
4.       Meminimalisir stress
Jika seseorang telah mengalami stress krena pekerjaan atau masalah pribadi, maka cobalah untuk berolahraga. Itu akan meminimalisir stress yang sedang dialami.
5.       Beban berat otot
Semakion banyak otot yang dimiliki, maka system metabolism didalam tubuh akan semakin baik. Yaitu dengan cara rajinlah berolahraga.
6.       Memperkuat jantung
Olahraga sangat bermanfaat untuk memperkuat klondisi jantung dan menjadikan kinerja jantung lebih efisien. Dengan rajin berolahraga, jantung akan terus terlatih sehingga menjadi lebih kuat.
7.       Menjaga kondisi paru-paru
Engan olahraga otot paru-paru akan bergerak dan mampu meningkatkn kpasitas kerja paru-paru itu sendiri.
8.       Mengurangi kadar gula dalam darah
Olahraga dpt memicu otot untuk mengambil glukosa dalam darah dan mengubahnya menjadi energy. Hal tersebut sangat berperan dalam mengurangi resiko terkena diabetes dan penyakit krdiovaskuler lainnya, yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik.

Tips kesehatan & Pengobatan Herbal "Jahe "

Jahe
       
 Sejak ratusan tahun lalu, jahe telah dikenal sebagai tanaman yang sangat kaya manfaat, baik sebagai rempah, bumbu maupun sebagai ramuan obat. Tumbuhan yang memiliki nama ilmiah zingiber officinale roscoe  ini aslinya berasal dari india. Jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah khatulistiwa seperti Asia tenggara, Brasil, dan Afrika.
         Tak sulit untuk menemukan jahe karena tanaman ini sekarang banyak digunakan di antaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma berbagai makanan dan minuman serta bahan obat-obatan tradisional. www.mandirimadani.blogspot.com
Jahe Dalam Ilmu Kedokteran Ala Nabi
          Allah telah memuliakan tanaman yang berumur panjang ini dengan menyebutnya di dalam Al-Qur’an, “di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (Al-Insan [76]: 17)
           Abu Nu’aim menyebutkan dari hadits riwayat Abu Said Al-Khudri, beliau berkata, “Kaisar Romawi memberikan sebuah hadiah kepada Rasulullah SAW berupa satu guci berisikan jahe, kemudian beliau member makan setiap orang dengan sepotong jahe, dan beliau juga memberiku makan sepotong jahe.”
            Jahe merupakan penghangat badan, membantu proses pencernaan makanan, melemaskan dan melancarkan system pencernaan perut secara seimbang, berkhasiat menghilangkan sumbatan-sumbatan dalam lever yang muncul pada cuaca dingin dan basah. Demikian pula ia berkhasiat menyembuhkan rabun mata, yang terjadi akibat cuaca yang basah dan lembab, baik dengan dikomsumsi maupun dengan dibuat celak. Jahe merupakan sebuah makanan dan suplemen yang berkhasiat meningkatkan stamina dalam bersenggama. Secara garis besar, jahe sangat bagus untuk lever dan lambung. Ia dapat menguraikan lender-lendir kotor, menyerap darinya menjadi panas dan kering, meningkatkan stamina tubuh dalam melakukan hubungan intim dan memperbanyak jumlah produksi sperma. Jahe juga berkhasiat untuk menghangatkan perut dan hati, membantu meningkatkan selera makan, menghilangkan lendir dan dahak yang banyak menggangu badan, menambah ketahanan tubuh, mengharumkan bau mulut, serta menangkal bahaya dan penyakit yang bisa muncul dari berbagai makanan.


Manfaat : Jahe untuk terapi kanker. Menambah nafsu makan. Menurunkan tekanan darah. Membantu pencernaan. Menurunkan kolesterol dan mencegah stroke. Mencegah mual

Minggu, 16 November 2014

Penyakit ASMA dan Pengobatannya



Asma adalah penyempitan saluran pernafasan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara. Penyebab umum adalah serbuk, bulu binatang, debu, makanan dan bahan kimia tertentu. Pemicu kejadian asma adalah tekanan fisik, emosi, infeksi saluran pernafasan, polusi udara, perubahan suhu udara atau tingkat kelembaban, bau yang menyengat, dan yang lainnya.
Gejala :
Rasa sesak di dada dan sulit bernafas dan sering diikuti bunyi menciut ciut seperti peluit, batuk hebat. Serangan asma dapat terjadi dalam waktu singkat atau berhari-hari. Saran : hindari factor pemicu. Banyak minum air putih. Komsumsi makan makanan organic yang banyak mengandung Vit A,E,C dan B kompleks
Tanaman Obat yang direferensikan :
.  Melancarkan pernafasan dan melegakan asma : Patikan kebo / Euphorbia hirta
.  Antibiotic dan antitoksik/ mengatasi infeksi saluran nafas : Pegagan / centella asiatica
.  Ekspetoran : Daun Sendok / Plantago mayor
Pantangan Asma
.  Hindari makanan yang menyebabkan produksi lender berlebih seperti gula putih, tepung putih, roti putih dan coklat.
.  Hindari juga makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi seperti telur, susu, gandum, ikan, kerang, kacang-kacangan, kedelai dan kacang tanah.
.  Hindari makanan yang mengandung sulfide seperti acar, sayuran dan buah-buahan kering, dan udang.



Sinergi terapi : Terapi akupuntur : Lu5, 7, 9, BI13, 23, 38, Cv6, 17, St36, 40                                      Terapi bekam/kopping : Kaahil, katifain, BI13, Gv8, Cv17, Lu1, St18.   
Herbal : Patikan kebo, pegagan, daun sendok

Pengaruh Bekam Bagi Penderita ASMA



         Asthma terjadi akibat reaksi berlebihan terhadap allergen (zat asing penyebab alergi) yang ditandai oleh penyempitan bronkus, sesak nafas hebat dan mendadak, kemudian diikuti oleh gejala-gejala seperti, wheezing (bunyi ngik-ngik), lelah, gangguan kesadaran, kulit membiru, perubahan tekanan darah dan bekerjanya otot bantu pernafasan.
          Seseorang yang mengalami alergi  mempunyai kecendrungan untuk membentuk antibody Ig E (Immunoglobulin E) dalam jumlah yang tak normal, dan antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila bereaksi dengan antigen spesifiknya. Pada kondisi asma, antibody ini terutama melekat di sel mast interstisial paru yang terkait erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil.
           Bila seseorang menghirup allergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat. Setelahnya, antibody yang telah melekat pada sel mast akan bereaksi dengan allergen, sehingga akan menyebabkan sel ini mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamine, factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua factor-faktor ini menyebabkan udema (bengkak) local pada dinding bronkiolus kecil, pelepasan mucus (lendir) yang kental dalam lubang bronkiolus dan spasme otot polos bronkiolus, akibatnya ketegangan saluran nafas pun meningkat.
            Sementara bekam dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Berdsarkan penelitian yang saya lakukan, bekam dapat meningkatkan kemampuan peremajaan eritrosit. Terapi bekam yang dilakukan secara teratur diduga kuat dapat merangsang kekebalan seluler, sehingga daya tahan tubuh meningkat.
            Pembekaman mengakibatkan bendungan local, perangsangan titik meridian, sipoksia dan radang, hal inilah yang dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Lima belas hari setelah pembekaman terbukti akan meningkatkan kelunturan dinding sel darah merah, merangsang kerja system kekebalan tubuh, yang meliputi sel limfosit T CD8+, makrofag, dan sel pembunuh alami, maka hasil akhirnya adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh. Mekanisme peningkatan daya tahan tubuh tersebut akan sama, baik bekam dilakukan sebagai pencegahan maupun pengobatan terhadap penyakit.
              Di sisi lain makrofag menghasilkan sitokin dalam jumlah yang berlebihan, sehingga makrofag merupakan sel efektor penting pada kekebalan yang diperantai oleh sel, misalnya hipersensitivitas tipe lambat. Sitokin ini tidak hanya mempengaruhi sel T dan sel B, tetapi juga mempengaruhi jenis sel lain seperti sel endotel dan fibroblast.
              Makrofag bekerja untuk melumpuhkan dan akhirnya membunuh mikroba yang diikat oleh antibody dan/atau komplemen, oleh karena itu makrofag merupakan unsure pemberi pengaruh yang penting pada kekebalan humoral dan seluler.
               Adapun mekanisme pada kerusakan jaringan, sama dengan mekanisme yang digunakan oleh sel T untuk menyingkirkan sel yang berkaitan dengan mikroba. Sel T CD4+ bereaksi terhadap antigen pada sel atau jaringan, lalu terjadi pelepasan sitokin yang memicu inflamasi dan aktifasi makrofag. Kerusakan jaringan disebabkan oleh pelepasan sitokin dari makrofag dan sel-sel inflamasi yang lain. Sel T CD8+ dapat menghancurkan sel yang berkaitan dengan antigen asing.
                Pada banyak penyakit auto kekebalan yang diperantarai oleh sel T, terdapat sel T CD4+ dan sel T CD8+ yang spesifik untuk antigen diri, dan keduanya berperan kepada kerusakan jaringan. Bukti secara eksperimental menunjukan bahwa pertahanan anti mikobakteri adalah makrofag dan limfosit T.
                 Sel fagosit mononuclear atau makrofag berperan sebagai pemberi pengaruh utama sedangkan limfosit T sebagai pendukung proteksi atau kekebalan. Makrofag bertugas melumpuhkan dan akhirnya membunuh mikroba yang diikat oleh antibody dan /atau komplemen, oleh karena itu makrofag merupakan unsure pemberi pengaruh yang penting pada kekebalan humoral dan seluler.
                  Pada system kekebalan, sel darah putih bergerak sebagai organisme selular bebas dan merupakan lengan kedua system kekebalan bawaan. Sel darah putih bawaan termasuk fagosit makrofag, neutrofil, dan sel dendritik, sel mast, eosinofil, basofil dan sel pembunuh alami. Sel tersebut mengenali dan membunuh pathogen dengan menyerang pathogen yang lebih besar melalui kotak atau dengan menelan lalu membunuh mikroorganisme tersebut, sel bawaan juga merupakan mediator penting pada aktivasi kekebalan adaptif.
                   Berdasarkan mekanisme yang telah dijabarkan, ditambah dengan adanya kenyataan secara statistic, bekam terbukti meningkatkan sel limfosit T pembunuh, maka terapi bekam untuk  serangan asma adalah sangat tepat dan rasional.
                   Berkaitan dengan fungsi bekam pada kasus asma, maka terdapat pada dua tujuan pembekaman terhadap pasien asma. Pertama, meningkatkan dan memperbaiki imunitas. Adapun area pembekamannya pada titik kahiil, katifain dan akhda’ain atau semua titik di tengkuk dan punggung. Dengan demikian, diharapkan system imun dan reaksi radang dapat diperbaiki dan dioptimalkan.
                     Kedua, yaitu bertujuan untuk memperbaiki system organ paru dan saluran nafas. Area pembekamannya adalah satu jari dibawah tulang selangka (klavikula) kiri dan kanan, tiga jari dari tulang dada setinggi puting susu kiri kanan serta di ulu hati. Dengan ini, diharapkan bronkus dan bronkioulus yang menyempit, serta cairan di saluran nafas mendapat reaksi langsung akibat pembekaman.
                     Reaksi system imun yang terjadi di dalam tubuh amat sangat komplek. Maka seharusnya terapis dan pasiennya selain berikhtiar dengan bekam, harus juga bertawakal dan menyandarkan kesembuhan hanya kepada Allah SWT. Wallohu A’lam


Pesan Untuk Pasien - Penyakit Merupakan Nikmat dan Anugrah



               Penyakit Merupakan Nikmat dan Anugrah
           Melalui berbagai manfaat penyakit dan buahnya yang telah dikemukakan di atas jelaslah bahwa penyakit yang tengah Anda derita dan kepedihan yang kini Anda rasakan serta berbagai keletihan yang menggelisahkan itu merupakan nikmat dan anugrah dari Allah Ta’ala sebagai karunia dari Rabb Yang Maha Pemurah lagi Mahasuci bagi hamba-Nya yang fakir dan membutuhkan. Di antara kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah Dia memberikan ujian, sehingga dia memperoleh manfaat serta keuntungan yang tidak dapat diraih kecuali  dengan menjalankan ujian tersebut. Kalaulah bukan karena itu, Allah Yang Mahakuasa tidak butuh untuk mengazab hamba-Nya dan tidak perlu menyakiti hamba-Nya. Namun, hikmah dan kasih sayang Allah kepada hamba menuntut hal itu. Bagi Allah-lah segala puji yang banyak atas hikmah-Nya itu.
         
   Karena penyakit atau cobaan itu merupakan kenikmatan, maka orang-orang saleh terdahulu merasa gembira dengan penyakit atau cobaan yang menimpanya seperti halnya kita merasa gembira dengan mendapatkan kesejahteraan. Nabi saw, menceritakan ujian yang diberikan kepada para nabi dan orang saleh, yang berupa penyakit, kemiskinan, dan sebagainya, lalu beliau bersabda,
Adalah mereka itu bergenbira karena mendapkan cobaan sebagaimana kalian bergembira ketika mendapat kesejahteraan. [HR. Ibnu Majah]
          Wahab bin Munabbih –rahimahullah-  berkata, Jika orang-orang sebelum kalian ditimpa cobaan, mereka menganggapnya sebagai kesejahteraan. Jika ditimpa kesejahteraan, mereka menganggapnya sebagai cobaan.
          Seorang penyair berkata,
Betapa banyak kenikmatan yang tidak dapat diremehkan dengan disyukuri Demi Allah, di balik sesuatu yang dibenci itu terdapat kebaikan
           Seorang yang bijak berkata, “Kedengkian atas kesejahteraan orang lain akan membuahkan kecelakaan, belas kasihan kepada orang yang sakit akan membuahkan kesembuhan, dan iri atas nikmat orang lain akan membuahkan cobaan”.
           Seorang ulama salaf berkata, “Wahai anak Adan, nikmat Allah yang diberikan kepadamu yang menyangkut perkara yang kamu benci adalah lebih besar daripada nikmat yang dianugrahkan-Nya kepadamu yang menyangkut perkara yang kamu sukai”.
            Ulama lain mengatakan, “Ridlalah terhadap apapun yang dilakukan Allah kepadamu, karena tidaklah Dia menahan sesuatu darimu kecuali Dia akan memberikan sesuatu kepadamu, tidaklah Dia memberikan cobaan kepadamu melainkan untuk menghapus kesalahanmu, tidaklah Dia memberikan penyakit kepadamu melainkan Dia akan menyembuhkanmu, dan tidaklah Dia mematikanmu melainkan Dia akan menghidupkanmu. Berhati-hatilah jangan sampai Anda tidak ridla kepada Allah meskipun sekejap mata, sehingga Anda tercela dalam pandangan-Nya”.
              Sufyan Sauri –rahimahullah- berkata, “Tidaklah disebut ilmuan orang yang tidak menganggap ujian sebagai nikmat dan kesejahteraan sebagai ujian”.
Segala urusan itu terjadi menurut ketetapan Allah Di balik aneka peristiwa terdapat perkara yang disukai dan yang dibenci Mungkin apa yang dahulu aku cemaskan, kini menggembirakan dan apa yang dahulu aku dambakan, kini membawaku pada kejelekan.
                Ibnu Qayim -rahimahullah-  berkata, “Kalau saja seorang hamba itu tau bahwa nikmat Allah itu terdapat pula pada cobaan, tidak hanya pada kesejahteraan, niscaya dia memenuhi hati dan lidahnya dengan bersyukur”.
               Beliau juga mengatakan, “Rasa sakit, kepedihan, dan kesulitan itu merupakan nikmat yang paling besar karena hal tersebut merupakan penyebab datangnya nikmat. Maka kelezatan yang paling besar adalah buah dan hasil dari aneka kepedihan.”
               Sufyan Sauri -rahimahullah-  berkata, Penahanan Allah merupakan pemberian-Nya karena Dia menahan bukan karena kikir atau tidak ada, tetapi Dia melihat apa yang terbaik bagi hamba-Nya yang Mukmin, sehingga Dia menahan bagi kebaikan untuknya dan itulah yang terbaik baginya menurut Allah”.
                Setelah Ibnu Qayim -rahimahullah- menyuguhkan perkataan Sufyan Sauri, dia berkata, “Demikianlah seperti  dikatakan Sufyan, sebab Allah Ta’ala tidak menentukan suatu ketetapan bagi hamba-Nya yang beriman kecuali hal itu merupakan kebaikan baginya, baik ketetapan itu membuatnya sedih atau gembira. Ketetapan Allah bagi hamba-Nya yang beriman merupakan anugrah meskipun berbentuk penahanan dan merupakan kenikmatan meskipun berbentuk ujian. Cobaan-Nya merupakan kebaikan meskipun berbentuk malapetaka. Namun, karena kebodohan hamba dan kezalimannya, dia tidak menganggap anugerah, nikmat, dan kebaikan kecuali apa yang dirasakannya enak pada saat ini dan hal itu sesuai dengan tabi’atnya.
                  Kalaulah seorang hamba diberi ilmu yang luas, niscaya dia menganggap penahanan sebagai nikmat dan cobaan sebagai rahmat; niscaya dia merasa lebih nyaman dengan cobaan daripada dengan kesejahteraan; niscaya dia merasa lebih nyaman dengan kemiskinan daripada kekayaan; niscaya dia lebih banyak bersyukur ketika kondisinya berkekurangan daripada ketika dia berlebihan. Seperti itulah perilaku para ulama salaf. Orang yang berilmu lagi ridla adalah orang yang menganggap cobaan sebagai kesejahteraan, penahan sebagai kenikmatan, dan kemiskinan sebagai kekayaan. Orang yang ridla adalah orang yang menganggap bahwa nikmat Allah yang berkenan dengan apa yang dibencinya itu lebih banyak dan lebih besar daripada nikmat Allah yang terdapat pada sesuatu yang disukainya.
               Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah –rahimahullah-, berkata, “Tidak ada kontradiksi antara suatu keadaan yang dianggap sebagai cobaan dilihat dari satu sisi, , tapi dianggap sebagai nikmat dari sisi yang lain. Kalau dilihat dari keadaannya yang menimbulkan sakit, hal itu disebut musibah, tetapi jika dilihat dari keberadaannya sebagai bentuk kasih saying, hal itu disebut nikmat. Hal ini seperti halnya orang sakit yang meminum obat yang tidak disukainya. Dia menganggapnya sebagai musibah karena obatnya pahit, tapi dianggap sebuah nikmat karena bisa menyembuhkan penyakit yang membahayakannya. Maka keburukan yang lebih ringan itulah nikmat yang paling besar.”
                Pada kesempatan lain, Ibnu Taimiyah mengatakan, “Jika apa saja yang menimpa manusia membuat gembira itulah nikmat yang sesungguhnya, tapi jika membuat sedih, itu pun disebut nikmat karena bisa menghapus kesalahannya serta membuahkan pahala karena kesabarannya dan karena hal tersebut mengandung hikmah dan rahmat yang tidak diketahuinya. Allah Ta’ala berfirman, Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui  [QS. Al-Baqarah,2:216].
Demi Allah, Allah tidak menentukan suatu ketetapan untuk seorang Mukmin kecuali hal itu baik baginya. Jika ditimpa kelapangan, dia bersyukur, itu merupakan kebaikan baginya, tapi jika ditimpa kesempitan, lalu dia sabar, itupun merupakan kebaikan baginya. [HR. Muslim].
                  Ibnu Qayim –rahimahullah- berkata, “Diantara kesempurnaan kasih sayang Allah adalah menimpakan berbagai cobaan kepada hamba-Nya, karena Dia Mahatahu apa yang terbaik baginya, lalu  Dia memberinya cobaan, mengujinya, dan mencegahnya dari berbagai hasrat dan keinginannya. Inilah salah satu bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba. Namun, karena ketidaktahuan dan kezaliman hamba, dia menyangka bahwa Rabb-Nya sedang memberikannya cobaan. Dia tidak mengetahui kebaikan yang ada di balik cobaan dan ujian dari-Nya. Inilah salah satu kesempurnaan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Hal itu sama sekali bukan karena kekikiran-Nya, mengapa? Karena Dia adalah Zat yang Maha Pemurah lagi Mahamulia yang memiliki segala kemurahan. Jika kepemurahan seluruh makhluk itu dibandingkan dengan kemurahan Allah, maka bagaikan sebutir zarah dibandingkan dengan sebuah pegunungan dan pasir dunia.
                  Di antara kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah Dia mengurangi dan menahan dunia dari manusia, agar mereka tidak cenderung dan gandrung kepada dunia, tetapi lebih menyukai kenikmatan abadi di sisi-Nya di dalam surga. Karena itu, Dia mendorong mereka kearah tersebut dengan memberikanya ujian dan cobaan. Maka Allah menahan rizki mereka guna memberikannya, mengujinya guna meraih kebaikan, dan mematikannya guna menghidupkan.”
                    Ibnu Qayyim juga menegaskan, “Allah memberikan nikmat kepada hamba-Nya dengan cara mengujinya, member rizki kepada hamba dengan cara menguranginya,  dan memberi kesehatan dengan memberi penyakit. Maka hendaknya seorang hamba tidak boleh mengeluh karena buruknya keadaan kecuali  jika keadaan itu membuatnya dimurkai Allah atau menjauhkan darinya dari Allah”.
                  Wahab bin Munabbih –rahimahullah- berkata, “Tidaklah seseorang itu dianggap memiliki kecerdasan yang sempurna sebelum dia menganggap cobaan sebagai nikmat dan kenyamanan sebagai musibah. Dikatakan demikian karena pemilik cobaan menantikan kelapangan dan penanti kelapangan pun menanti cobaan.”
                  Seorang ilmuan berkata, “Nikmat Allah yang disempitkan untukku adalah lebih baik daripada nikmat-Nya yang diluaskan bagiku. Hal itu karena Allah tidak rela untuk memberikan dunia kepada nabi-Nya. Maka, keberadaanku pada apa yang diridlai Allah untuk nabi-Nya adalah lebih aku sukai daripada berada pada keadaan yang tidak disukai Allah dan dibenci-Nya.”