Minggu, 16 November 2014

Pengaruh Bekam Bagi Penderita ASMA



         Asthma terjadi akibat reaksi berlebihan terhadap allergen (zat asing penyebab alergi) yang ditandai oleh penyempitan bronkus, sesak nafas hebat dan mendadak, kemudian diikuti oleh gejala-gejala seperti, wheezing (bunyi ngik-ngik), lelah, gangguan kesadaran, kulit membiru, perubahan tekanan darah dan bekerjanya otot bantu pernafasan.
          Seseorang yang mengalami alergi  mempunyai kecendrungan untuk membentuk antibody Ig E (Immunoglobulin E) dalam jumlah yang tak normal, dan antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila bereaksi dengan antigen spesifiknya. Pada kondisi asma, antibody ini terutama melekat di sel mast interstisial paru yang terkait erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil.
           Bila seseorang menghirup allergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat. Setelahnya, antibody yang telah melekat pada sel mast akan bereaksi dengan allergen, sehingga akan menyebabkan sel ini mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamine, factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua factor-faktor ini menyebabkan udema (bengkak) local pada dinding bronkiolus kecil, pelepasan mucus (lendir) yang kental dalam lubang bronkiolus dan spasme otot polos bronkiolus, akibatnya ketegangan saluran nafas pun meningkat.
            Sementara bekam dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Berdsarkan penelitian yang saya lakukan, bekam dapat meningkatkan kemampuan peremajaan eritrosit. Terapi bekam yang dilakukan secara teratur diduga kuat dapat merangsang kekebalan seluler, sehingga daya tahan tubuh meningkat.
            Pembekaman mengakibatkan bendungan local, perangsangan titik meridian, sipoksia dan radang, hal inilah yang dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Lima belas hari setelah pembekaman terbukti akan meningkatkan kelunturan dinding sel darah merah, merangsang kerja system kekebalan tubuh, yang meliputi sel limfosit T CD8+, makrofag, dan sel pembunuh alami, maka hasil akhirnya adalah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh. Mekanisme peningkatan daya tahan tubuh tersebut akan sama, baik bekam dilakukan sebagai pencegahan maupun pengobatan terhadap penyakit.
              Di sisi lain makrofag menghasilkan sitokin dalam jumlah yang berlebihan, sehingga makrofag merupakan sel efektor penting pada kekebalan yang diperantai oleh sel, misalnya hipersensitivitas tipe lambat. Sitokin ini tidak hanya mempengaruhi sel T dan sel B, tetapi juga mempengaruhi jenis sel lain seperti sel endotel dan fibroblast.
              Makrofag bekerja untuk melumpuhkan dan akhirnya membunuh mikroba yang diikat oleh antibody dan/atau komplemen, oleh karena itu makrofag merupakan unsure pemberi pengaruh yang penting pada kekebalan humoral dan seluler.
               Adapun mekanisme pada kerusakan jaringan, sama dengan mekanisme yang digunakan oleh sel T untuk menyingkirkan sel yang berkaitan dengan mikroba. Sel T CD4+ bereaksi terhadap antigen pada sel atau jaringan, lalu terjadi pelepasan sitokin yang memicu inflamasi dan aktifasi makrofag. Kerusakan jaringan disebabkan oleh pelepasan sitokin dari makrofag dan sel-sel inflamasi yang lain. Sel T CD8+ dapat menghancurkan sel yang berkaitan dengan antigen asing.
                Pada banyak penyakit auto kekebalan yang diperantarai oleh sel T, terdapat sel T CD4+ dan sel T CD8+ yang spesifik untuk antigen diri, dan keduanya berperan kepada kerusakan jaringan. Bukti secara eksperimental menunjukan bahwa pertahanan anti mikobakteri adalah makrofag dan limfosit T.
                 Sel fagosit mononuclear atau makrofag berperan sebagai pemberi pengaruh utama sedangkan limfosit T sebagai pendukung proteksi atau kekebalan. Makrofag bertugas melumpuhkan dan akhirnya membunuh mikroba yang diikat oleh antibody dan /atau komplemen, oleh karena itu makrofag merupakan unsure pemberi pengaruh yang penting pada kekebalan humoral dan seluler.
                  Pada system kekebalan, sel darah putih bergerak sebagai organisme selular bebas dan merupakan lengan kedua system kekebalan bawaan. Sel darah putih bawaan termasuk fagosit makrofag, neutrofil, dan sel dendritik, sel mast, eosinofil, basofil dan sel pembunuh alami. Sel tersebut mengenali dan membunuh pathogen dengan menyerang pathogen yang lebih besar melalui kotak atau dengan menelan lalu membunuh mikroorganisme tersebut, sel bawaan juga merupakan mediator penting pada aktivasi kekebalan adaptif.
                   Berdasarkan mekanisme yang telah dijabarkan, ditambah dengan adanya kenyataan secara statistic, bekam terbukti meningkatkan sel limfosit T pembunuh, maka terapi bekam untuk  serangan asma adalah sangat tepat dan rasional.
                   Berkaitan dengan fungsi bekam pada kasus asma, maka terdapat pada dua tujuan pembekaman terhadap pasien asma. Pertama, meningkatkan dan memperbaiki imunitas. Adapun area pembekamannya pada titik kahiil, katifain dan akhda’ain atau semua titik di tengkuk dan punggung. Dengan demikian, diharapkan system imun dan reaksi radang dapat diperbaiki dan dioptimalkan.
                     Kedua, yaitu bertujuan untuk memperbaiki system organ paru dan saluran nafas. Area pembekamannya adalah satu jari dibawah tulang selangka (klavikula) kiri dan kanan, tiga jari dari tulang dada setinggi puting susu kiri kanan serta di ulu hati. Dengan ini, diharapkan bronkus dan bronkioulus yang menyempit, serta cairan di saluran nafas mendapat reaksi langsung akibat pembekaman.
                     Reaksi system imun yang terjadi di dalam tubuh amat sangat komplek. Maka seharusnya terapis dan pasiennya selain berikhtiar dengan bekam, harus juga bertawakal dan menyandarkan kesembuhan hanya kepada Allah SWT. Wallohu A’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan Komentar Anda dengan Daftar di Blog Kami